==[Close Click 2x]==
Banner iklan disini

UAS larang Nurul Arifin tahlilan untuk anaknya yang Katolik: Tidak boleh! Ga usah urusi urusan Allah..




Meski sang anak yang meninggal pada 25 Januari 2022 merupakan pemeluk Katolik atau mengikuti agama sang ayah, politisi Partai Golkar tetap gelar tahlilan.


Tak hanya itu, Nurul dan suaminya Mayong Suryo Laksono juga menggelar Misa Kudus untuk anaknya. Saat Maura meninggal keluarga juga menggelar misa requiem atau misa arwah.


Tahlilan untuk mendoakan putrinya, Maura


Nurul Arifin mengatakan tahlilan digelar untuk mendoakan anaknya yang menurutnya bisa dilakukan dengan berbagai macam cara.


“Doa yang kami sampaikan pada hari ini adalah doa yang dilakukan secara Muslim ya, saya ingin mengatakan dan kami percaya bahwa doa itu bisa disampaikan dengan segala macam cara,” kata Nurul Arifin seperti dikutip Hops.ID dari kanal Youtube Official NIT NOT pada Rabu 9 Maret 2022.


Menurutnya yang penting tujuannya adalah Allah


Mantan bintang film dewasa ini baginya yang terpenting tujuannya adalah mendoakan arwah sang anak yang sudah berada di alam lain. “Yang penting adalah sampai pada tujuannya.Semoga Maura jalannya lapang dan dimudahkan dalam menemukan surgaNya itu aja Aamiin,” tegasnya.


Sementara itu, Ustaz Abdul Somad mengatakan tak boleh mendoakan orang beda agama. Mendoakan hanya diperbolehkan untuk orang yang masih hidup.


UAS melarang mendoakan orang yang sudah meninggal dan berbeda agama


”Tak boleh mendoakan orang beda agama. Kalau masih hidup boleh. Doanya untuk diberikan hidayah kepada orang yang masih hidup boleh,” katanya.


Menurut penceramah yang akrab disapa UAS ini pihak keluarga yang ditinggalkan hanya bisa menyerahkan pada Allah SWT anggota keluarga yang telah meninggal namun berbeda keyakinan atau agamanya.


Orang beda agama yang sudah meninggal menurutnya adalah urusan Allah


“Tapi kalau sudah meninggal dunia (beda agama) maka serahkanlah pada Allah SWT apa kebijaksanaannya nanti itu urusan Allah,” tegasnya.


Da’i jebolan Universitas Al Ahzar ini juga menyatakan jika umat Islam dilarang mengurusi urusan Allah dalam hal yang terkait orang yang meninggal tetapi berbeda agama dengan keluarga yang ditinggalkan.


”Enggak usah urus-urus urusan allah, urus saja urusan kita,” tandasnya.


Gelar tahlilan 40 hari meninggalnya sang anak yang beragama Katolik, Nurul Arifin: Kita punya tradisi bahwa…




Nurul Arifin baru saja menggelar tahlilan 40 hari meninggalnya sang anak, Maura Magnalia.


Diketahui, Nurul Arifin merupakan seorang Muslim menikah dengan pria beragama Katolik, Mayong Suryo Laksono. Maura, anak pertamanya beragama Katolik mengikuti keyakinan sang ayah.


Maura Magnalia meninggal dunia pada 25 Januari 2022 akibat henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest. Seperti apa penjelasan lengkapnya? Simak ulasan berikut.


Nurul Arifin gelar tahlilan 40 hari meninggalnya sang anak


Sebagai seorang Muslim, Nurul Arifin percaya bahwa roh orang yang sudah meninggal masih berada di dalam rumah selama 40 hari.


Sehingga setelah 40 hari putrinya, Maura Magnalia meninggal dunia, Nurul Arifin menggelar pengajian dan doa bersama di kediaman rumahnya.


“Kita punya tradisi juga kepercayaan bahwa selama 40 hari itu roh belum meninggalkan rumah. Jadi ya alangkah baiknya 40 hari itu banyak berdoa,” kata Nurul Arifin dilansir Hops.ID dari YouTube Official NIT NOT pada Selasa, 8 Maret 2022.


Nurul pun tak memungkiri bahwa selama 40 hari Maura meninggal dunia, dia masih merasakan keberadaan sang putri di rumah.


“Dan kemudian rasa-rasanya memang terus ada di rumah ya, jadi bentuknya apapun begitu. Secara intuisi kerasa keberadaannya,” tuturnya.


Namun setelah 40 hari berlalu, Nurul dan suaminya berusaha untuk melepas kepergian putri tercinta dengan ikhlas.


“Kami, saya, Mayong masih sering nangis juga tapi di hari ke-40 ini Insha Allah kami harus mengikhlaskan memang berdoa untuk Maura semoga Maura sudah berada di surga,” ujarnya.


Baik Nurul maupun Mayong saling mengkuatkan satu sama lain atas kehilangan putrinya. Nurul dan keluarga juga menjadikan kepergian Maura sebagai pengingat bahwa kematian bisa datang kapan saja.


“Kadang Mayong yang down, kadang saya, siklusnya begitu, gantian saja. Kesedihan itu datang tiba-tiba, kehilangan juga, kami harus bisa mengikhlaskan ini, dan menjadi pengingat bahwa kematian bisa datang kapan saja tanpa kita duga,” sambung dia.


Sehari sebelum menggelar pengajian, keluarga Nurul Arifin juga menggelar Misa Kudus untuk memperingari kepergian Maura.


Sempat gelar misa requiem

Selain menggelar pengajian, pihak keluarga juga menggelar misa requiem atau misa arwah Maura Magnalia pada malam meninggalnya sang putri pukul 19.00 WIB di kediaman rumah mereka.


Mayong Suryo Laksono kemudian menjelaskan alasan mengapa pihak keluarga memilih kediaman rumah mereka sebagai tempat persemayaman jenazah mendiang Maura.


Kata Mayong, itu adalah permintaan sang istri, Nurul Arifin. Ia berharap agar putrinya kembali ke rumah, berkumpul bersama keluarga lebih dulu sebelum dimakamkan di San Diego Hill, Karawang, Jawa Barat pada Rabu, 26 Januari 2022.


“Nurul ibunya Maura hanya bilang ‘tidak di rumah duka, Maura adalah anak kita dan kita harus bersama-sama di rumah’,” ungkap Mayong Suryo.


Nurul Arifin juga menggelar tahlilan dan pengajian tujuh hari meninggalnya Maura Magnalia pada 30 Januari 2022 yang dipimpin oleh H. Mohamad Guntur Romli.


Meski beda agama, artis senior yang terjun ke dunia politik itu percaya bahwa doa bisa disampaikan dengan berbagai cara.


Doa yang kami sampaikan pada hari ini adalah doa yang dilakukan secara Muslim ya, saya ingin mengatakan bahwa doa itu bisa disampaikan dengan segala macam cara. Yang penting adalah sampai pada tujuannya,” pungkas Nurul Arifin.